Jumat, 16 September 2011
Siapa yang menuai keuntungan di Kerusuhan SARA Ambon
KERUSUHAN bernuansa SARA di Ambon diduga dipicu oleh tewasnya seorang tukang ojek yang diketahui bernama Darsin Jogja. Akan tetapi, pihak keluarga Darsin mengaku heran mengapa peristiwa kematian kerabatnya itu bisa berkembang menjadi kerusuhan berlatar belakang agama.
"Keluarga sendiri belum tahu pasti apa motif dugaan pembunuhan atas Darsin ini. Tapi yang pasti di tubuh Darsin ditemukan dua buah tusukan," ujar perwakilan keluarga yang biasa disapa Sun ini kepada Minggu (11/9) malam.
Sun menambahkan, pihak keluarga Darsin juga heran atas semua rumor yang beredar seputar tewasnya Darsin. Menurut dia, keluarga sangat menyayangkan adanya pihak-pihak yang sengaja memanasi situasi sehingga kematian Darsin berkembang menjadi isu SARA dan berujung bentrok antardua kelompok massa ini.
"Heran kenapa bisa beredar rumor seperti itu. Apalagi sampai memicu kerusuhan dan SARA. Sepertinya ada kelompok yang sengaja memanfaatkan situasi," sambung dia.
Ia menambahkan, sebelum ditemukan tewas, Darsin memang tengah berada di Gunung Nona yang dulu diketahui sebagai markas RMS itu. "Kemarin malam saat Darsin entah berkunjung atau ngojek ke Gunung Nona, setelah itu dia diketahui tewas," tutupnya.
Sebelumnya, situasi Kota Ambon dikabarkan makin mencekam. Kelompok massa berbeda saling menyerang dan membakar beberapa rumah dan pertokoan di sejumlah wilayah, seperti Mardika, Silale, dan Halong.
Saat ini, aparat TNI dan kepolisian telah disiagakan untuk mengamankan situasi. Satu orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat kerusuhan tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar