Kepala Kepolisian RI Timor Pradopo
Kapolres Binjai AKBP Dra Rina Sari Ginting hingga kemarin (7/6) masih membantah empat Kapolsek dan sejumlah Kanit di jajaran Polres Binjai menerima amplop setoran judi. Menurutnya, amplop tidak ada sampai ke tangan anggotanya sehingga dia tidak mengakuinya. Sementara, Direktorat Poldasu sudah menyita seluruh barang bukti termasuk 22 amplop yang sebagian ditujukan kepada para pejabat Polres Binjai itu.
“Kenapa saya selalu masih mengelak? Sebab, selama ini amplop itu dikabarkan sudah sampai di tangan anggota. Sementara, amplop itu masih di tangan para tersangka,” ujar Dra Rina Sari Ginting via selulernya, kemarin (7/6).
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara Irjen Pol Wisnu Amat Sastro
Kapolres menegaskan, pihaknya tidak mau terburu-buru mengekspos dugaan perwira di jajaran Polres Binjai menerima upeti dari bandar judi togel Binjai. “Kalau sudah ada hasil pemeriksaan (dari Dit Propam Poldasu, Red), barulah kita ekspos. Kita juga tidak bisa langsung memvonis bahwa itu diterima oleh anggota saya,” ujarnya.
Menurut Kapolres, bisa saja para terangka yang sudah diamankan menulis nama-nama perwira di jajaran Polres Binjai tanpa sepengetahuan perwira yang bersangkutan. “Tersangka itu bisa saja menulis nama siapa saja. Itu makanya, masih perlu pembuktikan,” bilangnya.
Mengenai sanksi, Kapolres memastikan, siapa pun tidak akan luput dari sanksi bila perwira yang bersangkut terbukti menerima upeti. Rina Sari meminta media massa tidak membesar-besarkan berita judi dan dugaan perwira menerima upeti dari bandar judi togel. “Semua ini hanya pemberitaan yang selalu membesar-besarkan. Yang jelas, kalau dituding anggota saya menerima, saya tetap menyangkal,” ujarnya.
Terkait Acien yang dikabarkan lari ke Malaysia, ia dan jajaran Polres Binjai berjanji akan terus memburu pelaku. “Acien sudah menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO), dan akan terus dikejar sampai dapat,” kata wanita berpangkat dua melati itu.
Lambang Kepolisian RI
Disinggung pengejaran terhadap bandar judi berinsial A, Kapolres mengakui, bahwa kasus ini belum sampai terhadap bandar judi tersebut. “Keterlibatan bandar lainnya akan kita kembangkan setelah Acien berhasil diamankan,” terang Kapolres.
Menurut Rina Sari, nama A belum terungkap dari pemeriksaan para saksi. “Kalau bandar berinisial A itu belum ada terucap dari tersangka-tersangka yang kita amankan,” tukas Rina.
Sementara, informasi keterlibatan anggota polisi yang bertugas di jajaran Polres Binjai menerima suap dari pembiaran praktik judi, ditindaklanjuti Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro dengan instruksi mendalami informasi tersebut. Kapolda berjanji akan mengambil tindakan tegas bila terbukti ada anggotanya menerima suap dalam pembiaran praktik judi di wilayah Binjai.
Poldasu
“Beliau memerintahkan untuk mendalami penyelidikan keterkaitan anggota yang menerima suap setoran judi. Bila terbukti, akan ditindak tegas,” ujar Kabid Humas Poldasu AKBP Raden Heru Prakoso, kemarin.
Terkait hal itu, petugas Direktorat Profesi dan Pengamanan (Propam) Poldasu sudah turun dan melakukan penyitaan seluruh barang bukti yang diamankan tim khusus Polres Binjai pada saat penangkapan para pelaku praktik judi.
Barang bukti yang disita, diantaranya 22 amplop beruliskan nama pejabat utama Polres Binjai, empat Kapolsek dan Kanit Reskrimnya serta uang tunai. “Propam sudah menyita amplop dan uang sebagai barang bukti,” ucapnya.
Menurut Heru, pengakuan dari ketiga tersangka yang diperiksa tim khusus bentukan Kapolres Binjai, tersangka mengaku sudah dua kali memberikan setoran tersebut kepada para perwira di jajaran Polres Binjai. “Tetapi tersangka tidak mengenal wajah dari kapolsek (dan perwira) dimaksud. Dia hannya tahu namanya yang kemudian akan dititip kepada seorang anggota polisi,” cetus Heru lagi.
Kepala Kepolisian Resort Kota Binjai AKBP Rina Ginting
Dengan demikian, Propam Poldasu akan memeriksa para perwira yang namanya tercantum di amplop tersebut. “Nama yang tertera di amplop akan didalami juga di pemeriksa,” ungkapnya.Terkait keberadaan tim khusus, mantan Wadir Lantas Poldasu ini melihat pembentukannya sebagai apresiasi Kapolres atas instruksi Kapolda untuk tegas dalam memberantas judi. “Tim dibentuk supaya maksimal bekerja, sedangkan anggota yang lama sudah tidak maksimal lagi bekerja,” beber Heru yang kemudian beranjak karena dipanggil Kapolda untuk rapat rutin.
Mengenai rencana pemanggilan 22 perwira Polres Binjai oleh petugas Dit Propam Polda, Kapolres Binjai AKBP Dra Rina Sari Ginting megaku belum mendapat kabar. “Belum ada peberitahun kepada saya. Ya sudahlah, kalau mau menulis, tulis saja, tapi jangan tuduh anggota saya sudah terima ya,” kata Kapolres.
Sementara itu, pantauan Sumut Pos di Polres Binjai, suasana tampak lebih tegang dari biasanya. Tim dari Dit Propam Poldasu terlihat yang sudah beberapa hari berada di Mapolres Binjai, terlihat mencari bukti-bukti otentik dugaan keterlibatan puluhan perwira polisi yang menerima upeti dari bandar judi togel.
Bahkan, banyak dari oknum polisi di Polres Binjai, bertanya-tanya kepada para wartawan lainnya, atas pemberitaan yang selama ini diterbitkan. Hal itu dilakukan oknum polisi, guna mengetahui siapa orang yang telah menulis pemberitaan tersebut.
Kupon judi di Kota Binjai Bola Tangkas
Seorang oknum polisi berinisial R sempat bertanya kepada salah seorang wartawan yang bekerja di media elektronik. R memperlihatkan ekspresi berang atas pemberitaan yang selama ini diterbitkan oleh media cetak.
Adanya dugaan beberapa oknum perwira di jajaran Polres Binjai menerima uang suap dari bandar judi togel berinisial A tampaknya akan terkuak. Namun akibat pemberitaan ini membuat seorang oknum polisi berinisial R yang bertugas di Polres Bijai merasa gerah. Bahkan pria yang disebut-sebut ajudan Kapolres Binjai ini mencoba mencari tahu siapa orang yang telah membuat pemberitaan tersebut.
Hal itu terjadi ketika wartawan Koran ini mencoba mencari tahu sejauh mana perkembangan kasus ini ditangani pihak Polres di Mapolres Binjai. Tiba-tiba datang sebuah mobil Hoda Jazz berwarna hitam.
Mobil yang ditumpangi dua pria tersebut lalu berhenti tepat berada di depan wartawan yang kebetulan berada di daerah tersebut. Dengan nada agak berang, ia mencoba menayakan keberadaan orang yang telah membongkar kasus suap-meyuap ini.
“Siapa yang buat berita di itu, yang mana orangnya?” Tanya oknum polisi tersebut sembari melihat satu per satu para wartawan yang sedang duduk-duduk di bawah sebuah pohon.