pasar saat pelaksanaan pembangunan
Walaupun
Pasar Percontohan Pangururan telah selesai direvitalisasi, namun hingga
saat ini belum juga dapat ditempati pedagang. Pasalnya banyak data para
pedagang yang “amburadul” dan tidak sesuai dengan fakta dilapangan.
Padahal biaya untuk pembangunan pasar itu sangat besar, jumlah dana yang
digunakan diperkirakan senilai Rp. 17, 5 Miliar, yang bersumber dari
12,5 miliar dari APBN dan 5 miliar dari APBD.
Menurut
Asisten II Pemkab Samosir Herbin Tampubolon lamanya pendataan pedagang
pasar percontohan onan baru pangururan adalah karena persoalan pemilik
lahan sebelumnya dengan pedagang terakhir yang di data dimana pemilik
lahan bersikukuh untuk mendapatkan lapak, padahal mereka tidak di data
sebagai pedagang.
Camat
Pangururan Lumongga Panggabean selaku ketua tim validasi data para
pedagang selalu menolak untuk dikonfirmasi tanpa alasan jelas.
Menurut
para pedagang daftar nama mereka yang ditempel di kantor camat juga
selalu berubah-ubah. Seperti yang diutarakan A.R Naibaho pedagang ikan
kepada media ini (14/3) di kantor camat pangururan, awalnya namanya
tertera tapi setelah pihak kecamatan melakukan validasi selama seminggu
namanya hilang dari daftar tersebut. Jawaban pihak kecamatan selalu
tidak tau. “gabe curiga au mamereng tu par kantor camat on bah” ungkap
Naibaho kesal.
R.E
Simbolon salah satu pengurus Forum Pedagang di Samosir juga merasa
kesal akan amburadulnya data pedagang tersebut, bahkan akan melakukan
demo jika terjadi manipulasi data. “jangan dirahasiakan, jika tidak
transparan maka pasar tidak bisa ditempati. Kami para pedagang akan
melakukan aksi demo” ujar Simbolon di hadapan para pedagang dan pihak
kecamatan.
Pantauan
wartawan, ternyata dalam daftar itu juga tertera nama seorang oknum
anggota DPRD samosir berinisial NS yang sudah menjabat selama dua
periode. Sehingga hal ini membuat para pedagang semakin yakin bahwa data
tersebut telah dimanipulasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar