Rabu, 27 April 2011

Sampah Plastik Sudah Mengangu Kebersihan di Danau Toba



Kawasan wisata Danau Toba kini semakin memprihatinkan. Selain dihadapkan pada kerusakan hutan, ikon wisata danau terbesar di dunia itu harus dihadapkan lagi pada permasalahan sampah plastik. Tentu saja Danau Toba jadi sangat kotor dan jorok.

Permasalahan sampah plas­tik di kawasan Danau Toba itu kini menjadi sorotan se­jumlah elemen masyarakat dari berbagai latar belakang profesi dan pendidikan yang peduli terhadap terciptanya lingkungan hidup lebih baik yang sengaja datang berkampanye di seputar kawasan Danau Toba, Selasa (26/4).

Di antaranya, Adjuct Fellow Research, Monash University Ra­dio Samosir Green, Kelom­pok Pemuda Tumbuh Bersama, pelajar SMU se-Pangururan dan Aktifis Pecinta Danau Toba. Kehadiran mereka se­ka­li­gus mengisi peringatan Ha­ri Bumi setiap tanggal 22 April.

Yunika, mahasiswa asal Yogyakarta yang ikut dalam kampanye lingkungan sehat kepada Jurnal Medan mengatakan, masalah sampah cenderung ditemukan di daerah yang paling dekat dengan pemukiman masyarakat yang tinggal di seputar kawasan Da­nau Toba, salahsatunya se­perti di Pulau Samosir.

Persoalan ini jika tidak segera diatasi akan menjadi persoalan yang cukup kronis. Ka­rena hingga kini kesadaran ma­s­yarakat untuk mengelola sampah secara benar masih rendah.

“Hal itu tidak terlepas dari kebiasaan atau keterlanjuran kita menganggap bahwa semua sampah adalah barang yang tidak ada gunanya dan menjijikkan serta harus dibuang dan dilenyapkan dari pandangan mata. Dampak buruknya, tidak sedikit masyarakat yang membuang sampah ke Danau Toba,” ujar Yunika.
Adapun kampanye dan aksi pengurangan pemakaian plastik yang dilakukan elemen masya­rakat peduli Danau Toba  itu, tambah Yunika, tak lebih untuk mengajak masyarakat untuk mengurangi  pemakaian plastik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar